
Absurditas!
Pertanyaan absurd ribuan orang ketika menangisi kematian Kornel Sihombing adalah: ”Mengapa Kornel, seorang jujur dan cerdas, penatua gereja yang kreatif, aktivis lintas agama yang cinta damai, dan seorang yang, dengan caranya sendiri, berkomitmen membela kepentingan karyawan dan bahkan kepentingan bangsa melalui PT Dirgantara Indonesia ‘dipanggil’ terlalu cepat oleh Tuhan?” Baca Juga:Kepak Sayap Sang InsinyurBagaimana mungkin
Indonesia Mengantarmu Pulang
Aku terbisu…. Melihat ribuan pelayat pengantar… Onye…. Baca Juga:Sapaan SahabatMereka berulos Mereka berjilbab Mereka berjas penghormatan Mereka berpeci, bertopi haji Mereka hitam Mereka putih sipit Mereka menangkupkan tangan Khidmat, Mereka membuat tanda salib…. Mereka menengadahkan tangan…. Kornel…. Aku takjub, melihat mereka yang mengantarmu… Mereka adalah Indonesia yang kau impikan… Aku tak ingin menangis hari ini

Bang Onye Menerima Siapapun Apa Adanya
“… namun saya menerima Tommy apa adanya …” Baca Juga:Kepak Sayap Sang InsinyurSimple yet powerful, dua kata tersebut yang bisa saya gunakan untuk menggambarkan bagaimana dahsyatnya kekuatan dari “menerima seseorang apa adanya” berdasarkan pengalaman saya bersama Alm. Kornel Sihombing atau bisa dipanggil Onye. Simple, karena kita bisa mengatakannya dengan mudah kepada orang lain, pacar kita,

Kenangan Terhadap Alm. Bang Kornel dari Keluarga Alm. Capt. Aan
Dear Bang Kornel, keluarga dan kawan-kawannya. Baca Juga:Sapaan SahabatMinggu lalu, saat sekeluarga menerima bukti forensik property milik Ayah saya yang juga korban Sukhoi. Terdapat diantaranya sim, credit card yang sudah terbakar serta dompet kulit yang sudah melepuh. Yang menjadi menarik dan terkesan adalah adanya dompet khusus kartu nama yang masih utuh beserta isinya. Diantara kartu

1 Mega Volt Arus Kehidupan – Sebuah Eulogi untuk Onyek
Sebuah Dialog (1996) Baca Juga:Kepak Sayap Sang Insinyur“Begin with the end in Mind” Habit 2nd – Steven Covey “Eko, sini aku tunjukkan padamu workbook yang aku dapat kemarin!” Ujarnya sambil masuk ke kamar. Aku bergegas masuk ke rumah kayu itu dan dengan penuh tanya menunggu apa gerangan yang akan ditunjukkan bang Onyek kepadaku. Tak berapa

Pahlawan Iman dalam Pekerjaan
Banyak yang merasa kehilangan ketika mendengar berita bahwa rekan dan sahabat kita, Kornel Sihombing (yang biasa disapa Onye) ada dalam pesawat Sukhoi Superjet 100 yang mengalami musibah. Baca Juga:Kepak Sayap Sang InsinyurKita merasakan bahwa ada bagian hidup kita yang diambil karena sosoknya yang sangat unik di antara kita. Ketika banyak orang memisahkan kehidupan beragama dari

Kebaktian Pemakaman Kornel M. Sihombing
23 tahun sudah Kornel berada di tempat ini. Dimulai sebagai karyawan kontrak pada saat masih kuliah, hingga jabatan terakhirnya saat ini sebagai Kepala Divisi Integrasi Usaha. Baca Juga:Kepak Sayap Sang InsinyurBanyak hal yang sudah Kornel lakukan dan banyak pula yang sudah dia dapatkan. Kenangan-kenangan tentang dia ada di benak rekan-rekan kerja yang pernah bekerja bersama-sama.

Kebaktian Penghiburan untuk Indri, Korin, Luhut, dan Keluarga
Gedung PKSN PT DI tidak mampu menampung pelayat yang ingin mengikuti kebaktian penghiburan untuk Indri, Korin, Luhut, dan keluarga. Kapasitas ruangan 600-700 orang, yang lain terpaksa menunggu di luar. Padahal sejak kedatangan jenazah siang harinya, sudah ratusan orang datang melayat dan pulang. Baca Juga:Kepak Sayap Sang Insinyur

Penghormatan Terakhir HMM ITB untuk Kornel M. Sihombing
Baca Juga:Kepak Sayap Sang Insinyur Klik disini: Video penghormatan terakhir HMM ITB untuk Kornel M. Sihombing